Tuesday, June 3, 2014

ringkasan perang uhud

PERANG UHUD

BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Setelah orang – orang kafir Quraisy menderita kekalahan di perang Badar, dengan terbunuhnya beberapa tokoh penting mereka, beberapa menjadi tawanan dan sisanya tunggang langgang melarikan diri kembali ke Makkah. Dengan kembalinya Abu Sofyan tiba di Makkah dengan kafilah dagangnya, maka Abdullah bin Abi Rabi’ah, ‘Ikrimah bin Abi Jahal, Shafwan bin Umayyah serta beberapa tokoh Quraisy lain yang keluarganya tewas menjadi korban dalam perang Badar, datang menemui Abu Sofyan lalu berbicara kepadanya dan kepada para pedagang Quraisy yang ikut bersama-nya: “Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya Muhammad telah membinasakan kalian serta membunuh orang orang terbaik kalian. Maka dari itu, bantulah kami dengan harta kalian itu untuk memeranginya. Mudah-mudahan kami dapat membalas dendam atas kematian orang orang  kita!” Abu Sofyan dan pengikutnya mengabulkan permintaan mereka itu. Juga adanya provokasi dari Ka’ab ibn Asyraf, seorang Yahudi yang menghasut para pemimpin Quraisy untuk menyerang umat Islam di Madinah. Dan yang terakhir adalah keinginan agar terbuka kembali jalur perdagangan bagi kaum Quraisy menuju Syam yang harus melalui kota Madinah.
Perang Uhud terjadi di Madinah didekat bukit Uhud. Bukit ini ada di sebelah utara Madinah dengan jarah 5,5 km dari masjid Nabawi dari sinilah mengapa perang tersebut dinamakan Perang Uhud. Dalam perang ini kaum muslimin berpasukan 1000 orang, namun karena suatu hal menjadi hanya 700 orang yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kaum Quraisy berpasukan 3000 tentara terdiri dari 700 invantri, dan 200 ekor kuda, armada perang kaum Quraisy, lalu ada pula wanita yang diikut sertakan dalam perang ini yang berjumlah 15 orang , pasukan ini dipimpin oleh Abu Sofyan. Pada awalnya kaum muslim sudah akan memenangkan pertempuran tersebut, namun dikarenakan ada diantara mereka tergoda oleh Ghonimah dan wanita kaum Quraisy maka pertahanan mereka pun menjadi lemah. Sehingga kaum Muslim dapat dikalahkan.
Dalam makalah ini kami akan membahas lebih jelas mengenai perang Uhud tersebut, agar kita mengetahuinya secara mendetail.
B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat kita rumuskan masalah yang ada, antara lain:
  1. Apakah yang melatarbelakangi terjadinya Perang Uhud?
  2. Strategi apa yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud ini?
  3. Bagaimana kronologi terjadinya Perang Uhud?
  4. Bagaimana hasil akhir dari Perang Uhud?
  5. Apa dampak yang terjadi setelah terjadinya Perang Uhud bagi umat Islam?
C.       Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
  1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam;
  2. Agar dapat mengetahui bagaimana latar belakang terjadinya Perang Uhud;
  3. Agar mengetahui bagaimana strategi perang Rasullullah melawan Kaum Quraisy;
  4. Agar dapat mengetahui bagaimana kronologi terjadinya Perang Uhud;
  5. Agar mengetahui bagaimana hasil akhir dari Perang Uhud;
  6. Agar dapat mengetahui bagaimana dampak perang ini terhadap umat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.       Latar belakang yang menyebabkan terjadinya Perang Uhud
Mekkah melenggak terbakar kebencian terhadap muslimin karena kekalahan mereka di Perang Badar dan terbunuhnya banyak pemimpin dan bangsawan Quraisy. Hati mereka membara dibakar keinginan untuk menuntut balas. Bahkan karenanya Quraisy melarang semua penduduk Mekkah meratapi para korban Badar dan tidak perlu terburu – buru menebus para tawanan, agar orang-orang Muslim tidak merasa di atas angin karena mengetahui kegundahan dan kesedihan hati mereka.
Setelah Perang Badar, semua orang Quraisy sepakat untuk melancarkan serangan habis – habisan terhadap Muslimin, agar kebencian mereka bisa terobati dan dendam mereka bisa terbalas. Karena itu mereka menggelar persiapan untuk terjun ke kancah peperangan sekali lagi yaitu baik perang besar-besaran guna membalaskan dendam atas kekalahan di perang Badar. Satu angkatan perang yang sangat besar yang belum pernah ada bandingannya dalam riwayat peperangan bangsa Arab. Dan rencana mereka ini membutuhkan waktu 1 tahun agar benar – benar matang, dengan menjaga kerahasiaan dengan sangat.
Tindakan pertama yang mereka lakukan dalam kesempatan ini ialah menghimpun kembali barang dagangan yang bisa diselamatkan Abu Sufyan, yang menjadi sebab pecahnya perang Badar. Mereka juga menghimbau kepada orang-orang yang banyak hartanya, “Wahai semua orang Quraisy, sesungguhnya Muhammad telah membuat kalian ketakutan dan membunuh orang-orang tebaik diantara kalian. Maka tolonglah kami dengan harta kalian untuk memeranginya. Siapa tau kita dapat menuntut balas.”
Mereka membuka pintu dukungan bagi siapapun yang hendak ikut andil untuk memerangi orang-orang Muslim, entah dia berasal dari Habasyah, Kinanah, ataupun Tihamah. Untuk keperluan ini mereka menggunakan berbagai macam cara untuk membangkitkan semangat manusia. Bahkan Shafwan bin Ummayah membujuk Abu Azzah, seorang penyair yang tertawan dalam perang Badr, namun kemudian dibebaskan oleh Rasullullah tanpa tebusan apapun. Abu Shafwan membujuknya agar menggugah semangat bagi para kabilah dengan syair-syairnya. Mereka juga menggunakan penyair lain untuk tugas ini, yaitu Musafi bin Abdi Manaf.
Abu Sufyan adalah orang yang paling bersemangat melakukan persiapan menghadapi orang-orang Muslim, setelah dia kembali dari perang Sawiq dengan tangan hampanya, bahkan dia kehilangan harta yang sangat banyak saat itu.
Bara semakin menyala setelah yang terakhir kali orang – orang Quraisy kehilangan barang dagangannya di tangan satuan pasukan Muslimin yang dipimpin Zaid bin Haritsah, dan bahkan mengancam ekonomi mereka. Kesedihan dan kegalauan yang bertumpuk – tumpuk ini semakin mendorong mereka untuk cepat – cepat mengadakan persiapan perang melawan orang – orang Islam.
B.       Strategi yang digunakan Nabi Muhammad dalam Perang Uhud
Setiap peperangan pasti punya prosedur strategi di tiap-tiap pasukannya, baik pihak sendiri ataupun pihak lawan. Sebuah perang tak akan pernah berhasil tanpa adanya hal tersebut. Bahkan strategi tersebut sudah dipikirkan jauh-jauh hari oleh masing-masing kedua belah pihak yang akan bertempur. Tidak terkecuali Rasul Muhammad SAW. Beliau sudah merencanakan segala sesuatunya untuk menghadapi gempuran kaum kafir Quraisy. Antara lain:
  1. Menempatkan Inteligen di Sarang Musuh
  2. Membentuk Majelis Permusyawaratan Militer
  3. Menginspeksi Pasukan
  4. Tidak Meminta Pertolongan Orang-orang Kafir
Setelah perang Badar, satu strategi yang digunakan Rasulullah SAW adalah menempatkan para inteligennya di Mekah untuk memberikan informasi-informasi yang terkait tentang pasukan Quraisy.
  1. Membentuk Majelis Permusyawaratan Militer
  2. Menginspeksi Pasukan
  3. Tidak Meminta Pertolongan Orang-Orang Kafir
  4. Meredakan KonflikInternal Sebelum Peperangan
  5. Memilih Posisi yang Stategis
  6. Pembagian Komando dan Pos Militer
  7. Salah satu kelebihan Rasulullah sebagai seorang pemimpin adalah mendengarkan jajak pendapat dari para sahabatnya. Sekalipun posisi beliau sebagai seorang nabi, beliau mampu mengatur sendiri jalannya strategi yang akan digunakan dan tentunya mendapat arahan dan wahyu dari langit, beliau masih memusyawarahkannya dengan para sahabat. Pada saat itu, mayoritas suara sahabat jatuh pada upaya melakukan penyerangan kafir Quraisy di Bukit Uhud.
  1. Menginspeksi Pasukan
Setibanya Rasulullah dan pasukannya di Syaikhani, beliau selaku komandan tertinggi menginspeksi pasukan. Ternyata, di dalam pasukan terdapat anak-anak yang usianya sangat belia. Beliau menolak keikutsertaan mereka, kecuali yang mempunyai spesialisasi dalam peperangan, seperti Rafi’ bin Khudaij yang mahir memanah dan Samurah yang ahli beladiri. Hari itu adalah hari Jumat. Karena hari sudah petang, mereka menginap di tempat itu dan memerintahkan lima puluh orang pasukan mengadakan hirasah, yakni menjaga di sekitar pasukan.
2.  Tidak Meminta Pertolongan Orang-orang Kafir
Rasulullah melakukan hal itu ketika berangkat dari Madinah ke Uhud. Ia mendapati sekelompok Yahudi, sekutu Abdullah bin Ubay yang ingin turut serta membantu Rasulullah. Namun, Rasulullah menolaknya dengan mengatakan “Jangan minta pertolongan orang-orang musyrik dalam melawan orang musyrik sebelum mereka masuk Islam.”
3.  Meredakan Konflik Internal Sebelum Peperangan
Munir Muhammad Al-Ghadhban dalam Fiqh As-Sirah An-Nabawiyahnya mengatakan bahwa Perang Uhud ini merupakan pembeda antara orang-orang mukmin dan orang-orang munafik, seperti dalam firman Allah.
“Dan apa yang menimpa kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu adalah dengan izin Allah, dan agar Allah menguji siapa orang yang benar-benar beriman, dan untuk menguji orang-orang yang munafik, kepada mereka dikatakan, ‘Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankan dirimu.’ Mereka berkata, ‘Sekiranya kami tahu bagaimana cara berperang, tentu kami akan bersamamu.’ Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.” (QS All Imran [3]:166-167)
4.  Memilih Posisi yang Strategis
Salah satu penentu kemenangan seorang komandan adalah penentuan tempat yang strategis. Barangsiapa yang menempati posisi strategis, kemungkinan besar akan menang dalam pertempuran. Rasulullah merupakan salah satu panglima yang ahli dalam pengaturan strategi militer. Hingga ketika itu, pasukannya dibawa ke kaki Bukit Uhud. Pasukan muslim mengambil tempat dengan proses menghadap ke arah Madinah dan memunggungi Uhud. Dengan posisi ini, pasukan musuh berada di tengah antara mereka dan Madinah.
5.  Pembagian Komando dan Pos Militer
Pasukan kaum muslimin ini dibagi menjadi tiga batalion, yaitu:
a.  Batalyon Muhajirin, benderanya diserahkan kepada Mush’ab bin Umair
b.  Batalyon Aus, benderanya diserahkan kepada Usaid bin Hudhair.
c. Batalyon Khazraj, benderanya diserahkan kepada Al-Hubab bin Al-Mundzir Al-Jamuh.
Rasulullah membagi pos militer para prajuritnya, prajurit dakwah, serta prajurit yang siap mengorbankan harta, waktu, tenaga dan bahkan jiwa untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.
Beliau pun menempatkan satuan pasukan khusus yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair. Anggotanya terdiri dari 50 pemanah ulung di bukit Uhud, tepatnya 150 meter dari pasukan kaum muslim. Tujuannya jelas, yakni melindungi pasukan di bawah yang sedang bertempur dari laju serangan depan yang menggelombang, juga menahan pasukan Khalid bin Walid yang sangat membahayakan.
Rasulullah membagi pasukannya menjadi dua sayap atau dua bagian, yaitu sayap kanan dan kiri. Sayap kanan beliau posisikan di kaki Bukit Uhud dan sayap kiri ditempatkan di Bukit Ainain. Posisi pasukan sayap kanan sendiri merupakan posisi yang aman karena dilindungi oleh bukit Uhud. Sedangkan pasukan sayap kiri posisinya tidak aman lantaran musuh bisa memutari Bukit Ainain dan menyerang mereka dari arah belakang.
Untuk menanggulangi hal itu, Rasulullah pun berpikir cerdas dengan menempatkan regu pemanah sebanyak 50 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair di belakang pasukan sayap kiri. Rasulullah sendiri berada di dalam sayap kiri.
Rasulullah memerintahkan pasukan pemanah tersebut untuk tetap berada di posisinya semula. Mau pasukan muslim menang atau kalah, mereka harus tetap di sana. Karena merekalah yang mengamankan posisi pasukan sayap kiri. Dan pastinya, untuk mengantisipasi kalau-kalau pasukan kafir spontan datang kembali dari arah lain. Ini tentu disebabkan jumlah mereka yang jauh lebih banyak dari pasukan muslim.
Selain itu, Rasulullah juga menambahkan beberapa kaum wanita di belakang pasukan muslim untuk memberikan bantuan air minum kepada para pasukan. Juga, untuk membawa para pasukan yang terluka keluar dari medan  tempur. Salah satu dari wanita tersebut adalah Fatimah, anak Rasulullah sekaligus istri dari Ali bin Abi Thalib. Fatimah memang anak perempuan Rasulullah yang selalu setia mendampingi Ayahandanya itu. Bahkan pada saat dalam keadaan perang seperti itu, dia pun andil.
Di lain sisi, yaitu pihak pasukan kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sofyan, mendirikan perkemahan dan melakukan persiapan di selatan bukit Uhud, radius 1 mil. Abu Sofyan mengelompokkan pasukannya menjadi barisan infantri. Yaitu, satu barisan di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di bagian samping kanan dan kiri. Kedua belah pihak sudah siap bertempur dan mengerahkan pasukannya. Yang selalu diingat oleh Quraisy ialah peristiwa Badar dan korban-korbannya, sedangkan yang selalu diingat oleh kaum muslim ialah Allah dengan pertolongan-Nya.
  1. Mengobarkan Semangat Jihad
Begitulah yang seharusnya dilakukan oleh para pemimpin perang, mengobarkan semangat untuk maju pantang mundur. Hal itu telah dicontohkan oleh Rasulullah dalam perang Uhud. Beliau mengobarkan semangat para kadernya untuk sabar, teguh, berani, serta patriotik dalam menyongsong syahid dan memperoleh surga Allah SWT.
C.       Kronologi terjadinya Perang Uhud
Pada tahun ketiga Hijriyah pasukan Quraisy menyiapkan sejumlah 3000 tentara, diantaranya terdapat 200 pasukan berkuda dengan persenjataan lengkap dan pasukan berkendaraan unta serta memakai baju besi. Pasukan perang kaum Quraisy dipimpin oleh Abu Sufyan sendiri. Budak – budak orang Quraisy pun disuruh ikut andil oleh majikannya masing – masing menjadi anggota pasukan perang yang dipimpin oleh Abu Amir ar-Rahib. Selain itu, kaum wanita juga diikut sertakan untuk menyulut api peperangan, diantaranya adalah Hindun (istri Abu Sofyan), Ummu Hakim (Istri Ikhrimah), Barzah binti Munabbih (Istri Amr bin Asb), dengan Himdun sebagai pemimpinnya. Sementara itu kaum muslim di Madinah tidak sedikit pun mengetahui persiapan yang dilakukan oleh kaum Quraisy. Nabi Muhamad baru menerima berita tersebut tiga hari sebelum pasukan Quraisy Mekkah tiba di Uhud dari paman beliau yang berada di Mekkah. Setelah menerima berita tersebut, Nabi segera mengirim beberapa utusan mata – mata yaitu Anas, Munis, dan Hubab untuk mencari informasi tentang pasukan Quraisy Mekkah.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW mengadakan musyawarah, yang akhirnya menghasilkan keputusan untuk menghadapi musuh di luar kota Madinah. Pasukan Islam yang berkekuatan 1000 orang berangkat dari Madinah setelah selesai sholat Jum’at. Di tengah jalan pasukan Islam dihasut oleh Abdullah bin Ubay, seorang tokoh munafik yang membuat pasukan Islam berkurang sebanyak 300 orang. Sesampainya di Uhud, Rosulullah mengatur siasat perang dengan pasukan pemanah 50 orang dipimpin oleh Abdullah bin Jabir yang ditempatkan diatas bukit guna memantau musuh. Sedangkan pasukan lainnya disiagakan dibawah bukit Uhud.
Pasukan Quraisy dibagi menjadi tiga, yaitu pasukan sayap kanan dipimpin Khalid bin Al Walid, sayap kiri Ikrimah bin Abu Jahal, dan pasukan lain dipimpin oleh Sofwan bin Umayah. Sementara itu, Rosulullah juga mengatur barisan pasukan muslim, Beliau menempatkan Abu Bakar ash-Shidiq, Umar bin Khatab, Ali bin Abu Thalib, Zubair bin Awwam, Abu Dujanah Sammak bin Kharsyah, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Ubadah, Usaid bin Hudhair, dan Habbab bin al-Mundzir dibarisan pertama. Kemudian Nabi Muhammad SAW menginstruksikan kepada pasukan Muslimin yang telah berada pada posisi mereka masing – masing agar tidak melakukan peperangan sebelum Nabi Muhammad SAW mengijinkan mereka untuk berperang dan memerintahkan pasukan pemanah agar tidak meninggalkan posisi mereka dalam kondisi apapun.
Sebelum perang secara besar-besaran berlangsung, terlebih dahulu diadakan perang tanding. Dari pasukan Islam diwakili oleh Ali bin Abi Thlib dapat mengalahkan Thalhah bin Abu Thalhah, pemegang bendera Quraisy. Bendera perang Quraisy pun berpindah ke tangan Usman bin Thalhah yang dapat dirobohkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib. Selanjutnya bendera kaum Quraisy diambil oleh saudaranya Abu Sa’id bin Abu Thalhah yang berhadapan dengan Sa’ad bin Abi Waqash, dan berhasil dibunuhnya juga dengan panahan. Selanjutnya panji perang diambil oleh Musafi’ bin Thalhah bin Abu  Thalhah dan berhasil dibunuh oleh Ashim bin Tsabit bin Abu Alfah. Setelah Musafi’ tewas, panji kemudian diambil alih oleh Abdu Dar yang behasil dibunuh oleh Ali bin Abi Thalib. Hingga akhirnya panji tergeletak kotor di tanah hingga diambil alih oleh Amrah binti Alqamah al-Haritsiyah lalu mengangkatnya kepada pasukan Quraisy dan mereka mengerumuninya. Demikianlah para pahlawan kaum Muslimin berhasil menumbangkan para tokoh dan pembawa panji Quraisy dan tidak ada lagi yang sanggup membawa panji tersebut hingga dipungut oleh seorang wanita. Setelah para pembawa panji tersebut terbunuh kemudian kaum Quraisy terpecah belah, semangat mereka merosot dan kekuatan mereka pun hancur. Pecah perang sudah tidak bias terelakan, semangat yang berkobar dan iman di dalam jiwa muslimin membuat mereka tak gentar melawan pasukan Quraisy. Kaum muslimin yang jumlahnya tidak sebanyak kaum Quraisy bias menguasai keadaan. Hal tersebut menunjukan kepiawaian Nabi Muhammad SAW dalam bidang militer karena mampu melemahkan kemampuan perang pasukan Quraisy sehingga mendesak pasukan Quraisy mundur dan lalai meninggalkan harta dan wanita-wanita Quraisy.
Para pemanah yang menyaksikan hal tersebut dari atas bukit mereka mengira bahwa pertempuran sudah usai. Mereka bergegas mengumpulkan harta yang ditinggalkan oleh kaum Quraisy. Menyaksikan hal tersebut Abdullah bij Jubair mengingatkan akan perintah Nabi agar tidak meninggalkan bukit dalam kondisi apapun. Sebagaian kecil pasukan mentaati perintah Nabi, namun sebagian pasukan yang berjumlah kira – kira 40 orang mengabaikan perintah Nabi Muhammad SAW.
Tentara berkuda dari sayap kanan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid menyaksikan jelas bahwa sebagian besar pasukan pemanah Muslimin yang berjaga di bukit Uhud sudah meniggalkan posisi. Oleh karena itu secara diam – diam Khalid bin Walid mengarahkan pasukannya untuk menyerang kaum Muslimin yang sedang sibuk mengumpulkan harta rampasan. Pasukan muslim yang dikejutkan oleh serangkaian serangan pedang dan anak panah dari arah belakang membuat terbunuhnya sebagian dari mereka. Serangan secara mendadak itu membuat kaum muslimin terguncang dan ketakutan, sehingga membuat mereka terpencar dan tercerai – berai.
Mush’ab bin Umair yang saat itu memegang bendera tentara islam, selalu melindungi Nabi Muhammad SAW dari ancaman tentara kaum Quraisy yang menginginkan Nabi untuk dibunuh. Sampai suatu hal, karena ingin sekali melindungi Nabi Muhammad SAW Mush’ab terbunuh oleh Ibnu Qam’ah karena disangkanya adalah Nabi Muhammad. Dikarenakan Mush’ab bin Umair memeiliki wajah yang mirip dengan Nabi Muhammad. Ibnu Qam’ah berteriak mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah terbunuh. Hal itu membuat pasukan Muslimin terpecah menjadi tiga golongan, yaitu sebagian melarikan diri menuju tempat dekat Madinah, tetapi tidak berani pulang ke Madinah dikarenakan malu. Diantara pasukan muslim yang melarikan diri adalah Utsman bin Affan, Waid bin Uqbah, Kharijah bin Zaid, dan Rifa’ah bin Ma’la. (Moenawar Chali, 2001: 122)
Sedangkan golongan kedua tetap bertempur dengan pantang menyerah karena mereka telah mendengar ucapan Rosulullah telah terbunuh. Salah seorang tentara Muslimin, Tsabit bin Dahdah tampil untuk mengobarkan semangat kaum muslimin. Sampai pada suatu waktu Ka’ab bin Malik berteriak bahwa Nabi Muhammad masih hidup. Pasukan kaum Quraisy semakin mendesak untuk menerobos pertahanan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Terlebih ketika mengetahui yang bertahan hanya sekitar 30 orang saja.  Pada saat itu juga Hamzah bin Abdul Muthalib juga terbunuh di tengah – tengan pertempuran oleh seorang tentara musuh, yaitu Wahsyi salah sorang budak dari Hindun dengan menggunakan tombak, mendengar berita tersebut Nabi Muhammad SAW merasa sangat sedih.
Pasukan kaum Quraisy merasa tidak puas apabila belum membunuh Nabi Muhammad pada saat perang Uhud. Pasukan kaum Quraisy beranggapan dengan membunuh Nabi Muhammad maka kaum Mulsim akan hancur. Kemudian datang Ubay bin Khalaf dari kaum Quraisy dengan menunggangi kuda bernama Ud menuju ke arah Rosulullah dengan pedang terhunus untuk mencoba membunuh beliau tetapi gagal bahkan Rosulullah berhasil membunuhnya. Dalam sejarah dialah orang yang pertama dan terakhir tewas di tangan Rosulullah. Semangat para kaum Muslim masih tetap menggelora dalam menumpas kaum Quraisy. Meskipun kaum Muslim banyak mengalami penderitaan yang sangat berat. Ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tengah beristirahat di atas bukit sambil mengobati luka – luka, tiba – tiba Khalid bin Walid dan pasukannya datang untuk kembali menyerang kaum Muslimin. Umar bin Khathab menghadang pasukan tersebut, dan akhirnya membuat Khalid bin Walid mengurungkan niatnya untuk menyerang kaum Muslimin. Dengan pertimbangan itu, Khalid bin Walid mulai mengatur pasukannya untuk mudur. Mundurnya pasukannya Khalid bin Walid menandai bahwa perang Uhud telah berakhir.
D.      Hasil akhir dari Perang Uhud
Kisah ini ditulis di Surat Ali ‘Imran ayat 140-179. Dalam ayat – ayat di Surat Ali ‘Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah (ayat 141) – ujian bagi Muslim mu’min dan munafik (ayat 166-167).
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (ayat 142). Bahkan jika Muhammad sendiri mati terbunuh, Muslim harus terus berperang (ayat 144), karena tiada seorang pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145). Lihatlah para nabi yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah (ayat 146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena Allah akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat 151).”
Ayat di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud. Penjelasan yang lebih lengkap bisa dibaca di Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 276
Sebagaimana manusia biasa, wajar bila seseorang terlupa akan sesuatu. Begitu juga pasukan yang berjaga di atas bukit Uhud. Mereka lupa dan akhirnya turun ke lembah untuk mengambil hak pemenang perang. Melihat banyak pasukan dari pihak islam yang meninggalkan pos di atas bukit, Khalid bin Walid memerintahkan pasukan kafir yang tersisa untuk berbalik kembali dan menyerang pasukan islam. Pos di atas bukit direbut oleh kafirin dan pasukan islam yang tersisa di sana dibunuh, termasuk Hamzah paman Rasulullah.
Islam tidaklah kalah. Setelah berhasil merebut pos di atas bukit, pasukan kafir merasa telah menang, apalagi karena tidak melihar Rasulullah. Abu Sofyan mengira bahwa Rasulullah telah wafat dalam perang. Ia pun bersorak di atas bukit, “Muhammad telah mati! Perang sudah berakhir! Kami lah pemenang!!!” Namun ia salah duga. Rasulullah masih hidup. Sesaat setelah Abu Sofyan memberi pengumuman tersebut, Rasulullah keluar dari tempatnya, beliau terluka akibat baju perangnya mengenai wajahnya sehingga harus diobati. Beliau memberitahukan wakyu yang baru ia dapat, QS Ali Imran 139-140, untuk menenangkan hati pasukan islam yang sedih karena banyak yang akhirnya terbunuh.
Abu Sofyan kaget karena dugaannya salah. Ia takut kalau semangat umat islam kembali lagi dan kembali menyerang pasukannya. Ia pun memerintahkan untuk mundur kembali ke Mekah. Tujuan awal pasukan kafirin hendak menyerang muslimin tidak tercapai. Kedua hal inilah yang menjadi penyebab dapat dikatakan bahwa umat islam tidak kalah. Pasukan yang menyerah itulah yang kalah. Dalam hal ini, pasukan kafir yang menyerah. Mereka pulang dengan tidak mencapai tujuan awal akan melakukan perang.
Ada yang mengatakan bahwa jumlah pasukan islam yang mati lebih banyak dari pasukan kafir yang mati. Pasukan islam yang mati berjumlah 70 orang sedangkan pasukan kafir berjumlah 23 orang. Tapi tidak bisa dilihat dari jumlahnya saja, perlu dihitung secara rumus perang. Total pasukan islam hanya 650an orang sedang pasukan kafir 3000 orang. Harusnya pasukan yang berjumlah besar tidak mungkin kalah, tetapi dalam perang ini pasukan kafir menderita kekalahan 23 orang. Bila jumlah pasukan kedua kubu disamakan, yang mati dari pihak kafir melebihi yang mati dari pihak islam.
Meskipun perang Uhud telah berakhir, tetapi Nabi Muhammad SAW masih merasa curiga dengan mundurnya kaum Quraisy. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk menyelidiki dan mengawasi gerak – gerik kaum Quraisy. Setelah melaksanakan tugas, Ali segera menghadap Nabi Muhammad SAW dan melaporkan hasil penyelidikan bahwa pasukan Quraisy sedang menuju arah selatan. Nabi Muhammad yakin bahwa mereka akan kembali ke Mekkah. Sebelum kaum Quraisy kembali ke Mekah, mereka terlebih dahulu menguburkan teman-temannya yang tewas dalam perang Uhud. Oleh karena itu, pasukan Quraisy belum bisa dikatakan menang dalam perang Uhud.
E.       Dampak Perang Uhud terhadap Umat Islam
Perang Uhud telah memberikan banyak pelajaran bagi kaum Muslimin. Melalui kekalahan kaum Muslimin dalam perang Uhud, Allah ingin menguji keimanan mereka. Perang Uhud telah memberikan pelajaran agar tidak meninggalkan perintah Nabi Muhammad dalam situasi apapun (Majid ‘Ali Khan, 1985: 153-154). Selain itu, perang Uhud juga merupakan pembeda antara orang Kafir.
Kaum  Quraisy menganggap  peperangan di bukit Uhud merupakan sebuah kemenangan bagi mereka dan mereka berniat untuk menumpas Nabi Muhammad beserta pengikutnya dan suku-suku di Arab menganggap Kaum Muslimin merosot moralnya  setelah kalah dalam peperangan itu dan mulai mengancam wilayah Madinah, salah satunya Bani Nadhir yang sebelumnya membuat perjanjian dengan Madinah melanggar perjanjian dengan percobaan pembunuhan kepada Nabi Muhammad, sementara di Madinah, kaum Muslimin mendapat cacian dari orang-orang Yahudi setelah peperangan itu berakhir. Akan tetapi hal ini tidak membuat rasa percaya diri kaum Muslimin menurun untuk menegakkan kebenaran agama Allah (Syaiful Bachri,1996: hal 9).
Setelah  perang Uhud selesai, Nabi membuat pembaruan di bidang pemerintahan dengan membentuk suatu pemerintahan yang terpusat di Madinah untuk menghindari pembelotan yang pernah terjadi di perang Uhud oleh kaum Yahudi di Madinah. Dampak lain yang terlihat di dalam perang Uhud adalah naiknya martabat wanita yang terlihat di dalam pertempuran wanita menjadi bagian dalam pasukan sebagai perawat prajurit kaum Muslimin yang terluka dan menjadi bagian perbekalan. 
  
BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan berupa:
  1. Perang Uhud diawali oleh adanya keinginan kaum quraisy untuk melakukan balas dendam terhadap Nabi Muhammad SAW beserta kaumnya di Madinah. Perang Uhud terjadi pada tanggal 15 Syawal tahu 3H atau 625M. pihak Quraisy mempersiapkan 3000 pasukan tentara, yang terdiri atas 700 pasukan infantry, 200 pasukan berkuda, dan 17 wanita. Salah seorang wanita yang ikut berperang adalah Hindun bin Utbah, istri Abu Sufyan. Hindun turut serta dalam perang karena ingin membalas dendam kematian ayahnnya Uthbah yang tewas dalm perang Badar dibunuh oleh Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW.
  2. Kekalahan yang dialami oleh kaum muslimin banyak sekali memberikan pelajaran berharga bagi kaum muslimin bahwa setiap perkataan dan perintah Nabi Muhammad SAW merupakan suatu kebenaran yang harus dipatuhi. Setelah perang Uhud, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan berbagai pembaharuan. Diantaranya membentuk suatu pemerintahan yang berpusat di Madinah, menghapuskan system budak dan system kasta, dan yang paling utama adalah berhasil mengubah kekafiran dan kemusyrikan bangsa Arab menjadi bangsa yang religius sesuai dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
B.       Saran
Dari penjelasan diatas, diharapkan mahasiswa dapat mengambil pelajaran yang dapat digunakan sebagai teladan yang baik, seperti kebijaksanaan Rasulullah dalam memutuskan segala sesuatu, selalu berusaha dan berdoa kepada Allah SWT

perang badar




PERISTIWA PERANG BADAR 17 ROMADHON 2 H.


Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 hijriyah. Ini adalah peperangan pertama yang mana kaum Muslim (Muslimin) mendapat kemenangan terhadap kaum Kafir dan merupakan peperangan yang sangat terkenal karena beberapa kejadian yang ajaib terjadi dalam peperangan tersebut. Jumlah kaum Muslimin cuma 313, sementara tentara musuh berjumlah 1000 orang. Namun kaum Muslimin menang, bagaimana bisa?

Ekspedisi Tentara Islam
Pada Bulan Safar, awal bulan ke 12 sejak hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah, untuk pertama kalinya Rasulullah saw  keluar untuk berperang dalam kancah perang Wildan. Inilah permulaan disyariatkannya peperangan dalam Islam. Invasi tersebut bertujuan memerangi kaum Quraisy dan Bani Hamzah yang menghalangi dakwah Nabi Muhammad saw.

Persiapan orang Muslim sudah cukup matang, namun peperangan urung digelar, sebab Bani Hamzah menawarkan perdamaian. Maka Rasulullah bersama para sahabat kembali ke Madinah. Selang beberapa waktu, Rasulullah saw mendengar kedatangan rombongan kaum Quraisy dari Syam menuju Makkah di bawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb.

Teringatlah Rasulullah saw  pasca peristiwa beberapa saat sebelumnya, ketika masih di Makkah, harta pengikut Rasulullah saw dirampas oleh orang-orang Quraisy. Itulah sebabnya Rasulullah saw segera meminta umatnya mencegah iring-iringan kafilah tersebut, seraya berseru “Barang bawaan mereka harus dirampas sebagai gantinya”.  Namun seruan Rasulullah ini masih disambut dingin oleh sebagian kaum Muslimin. Mayoritas mereka berpikir pesimis, menyangka bahwa peperangan tidak akan terjadi sama seperti penyerbuan ke Madinah pada beberapa waktu yang lalu.

Awal Mula Tragedi Perang Badar
Di suatu malam pada bulan Ramadlan, berangkatlah sekitar 313 orang Islam. Mereka mengendarai 2 kuda dan 70 unta. Setiap unta ditunggangi secara bergantian oleh dua sampai tiga orang. Rasulullah saw langsung memimpin,  yang tujuannya tiada lain kecuali ingin menyerang kawanan kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Sayang, rencana penyerangan itu bocor hingga telinga Abu Sufyan.

Ketika mengetahui dirinya menjadi sasaran umat Islam, dia langsung mengirim delegasi ke kaum Quraisy agar melindungi harta benda bawaannya. Ia mengutus kurir bernama Dham Dham bin Amr al-Ghiffari ke Makkah. Atas siasat Abu Sufyan Dham Dham berpenampilan layaknya orang yang telah disiksa oleh kaum Muslim. Badannya berlumuran darah, serta bajunya tersobek-sobek. Siasat ini mampu menarik simpati kaum Quraisy. Seluruh kaum Quraisy berkumpul dan berangkat ke Madinah, yang dipimpinan Abu Jahal.
Konvoi pasukan yang menuju Madinah kira-kira 1000 personil. Sementara rombongan Abu Sufyan berhasil meloloskan diri melalui mata air Badau, terus ke Pantai lalu menuju Makkah.

Berkobarnya Api Jihad
Berita itu terdengar juga oleh Rasulullah saw, dan menimbulkan suasana genting di pihak kaum Muslim. kafilah yang menjadi targetnya lepas dari genggaman. Berganti tentara kaum Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak. Dalam keadaan yang mendesak seperti ini Rasulullah saw segera mengumpulkan para Sahabat Muhajirin dan mengadakan musyawarah untuk mencari solusi terbaik. Ternyata dari diskusi tersebut para Sahabat yang berjumlah sedikit itu, menunjukkan semangatnya untuk berjihad, lebih-lebih perang sudah diisyaratkan oleh Allah swt, melalui sabda Rasul-Nya.

Ketika kaum Muslimin sedang berdiskusi, kaum Quraisy di bawah pimpinan Abu Jahal mulai merapat ke lembah Badar, menuju kaum Muslimin yang sedang berdiskusi. Lembah ini memang sejak lama diincar oleh Abu Jahal untuk dikuasai.
Ketika mereka sampai di sisi lembah, Rasulullah  saw tampak gagah memimpin pasukan Muslim yang siap tempur di sisi yang berseberangan. Posisi mereka nyaris berhadap-hadapan di dekat mata air Badar. Ketika itu salah seorang Sahabat, Al-Habab bin Mundzir,bertanya kepada Rasulullah: “Ya Rasulallah, apakah dalam memilih tempat ini, Anda menerima wahyu dari Allah swt yang tidak bisa diubah lagi? ataukah berdasarkan taktik perang?”.

Rasulullah menjawab: “Tempat ini aku pilih berdasarkan pendapatku dan taktik peperangan”. Setelah mendengar jawaban Rasulullah saw , Al-Habab mengusulkan pendapatnya, “Ya Rasulullah! jika demikian, ini bukan tempat yang tepat, ajaklah pasukan ke tempat air yang dekat dengan musuh, kita membuat kubu pertahanan di sana dan menggali sumur-sumur di belakangnya, kita membuka kubangan di sana dan kita isi air hingga penuh. Dengan demikian kita akan berperang dalam keadaan persediaan air minum yang cukup, sedangkan musuh tidak akan memperoleh air minum.” Rasulullah saw menjawab, “Pendapatmu cukup baik”. Dengan keputusan itu, lalu Rasulullah saw memberi aba-aba kepada kaum Muslimin untuk segera pindah ke tempat yang telah diusulkan oleh Habab bin Mundzir.

Ketika kaum Quraisy -dengan angkuhnya- maju menuju Lembah Badar, Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya seraya berdoa kepada Allah swt, “Ya Rabbi, jika pasukan kecil ini sampai binasa, tidaklah akan ada lagi yang menyembah-Mu dengan hati yang ikhlas”. Ketika Abu Bakar ash-Shidiq melihat wajah Rasulullah saw yang terlihat sedih, maka ia berusaha menenangkan hati junjungannya itu seraya berkata, “Ya Rasulallah, demi diriku yang ada di tangan-Nya,, bergembiralah! sesungguhnya Allah swt pasti akan memenuhi janji yang telah di berikan kepadamu”.

Janji Allah swt
Beberapa saat setelah kedua pasukan berhadapan, peperangan dibuka dengan tampilnya tiga orang Quraisy menuju medan laga, tempat yang memisahkan kaum Muslimin dengan lawan. Ini merupakan salah satu peradaban orang Arab ketika berperang, yakni 'duel satu lawan satu'.

Ketika para sahabat Nabi saw melihat tiga orang maju, maka tiga sahabat Nabi saw, yakni Hamzah, Abu Ubaidillah dan Ali bin abi Thalib, dengan pedang yang bercabang yang diberi nama Zulfikar, menerima tantangan itu. Pertarungan berlangsung sengit di antara ketiganya. Setelah pertarungan yang berlangsung cukup lama itu, ketiga Sahabat Nabi saw memenangkan laga tersebut. Dengan keadaan ini semangat kaum Muslimin semakin membara. Sebaliknya, perasaan kaum Quraisy mulai digrogoti ketakutan.

Beberapa saat kemudian semua tentara membeludak ke medan laga, pertarungan antara kubu Muslimin dengan kubu Quraisy mulai berkecamuk, pertarungan pun berlangsung sengit. Janji Allah swt, seperti yang diinginkan oleh Abu Bakar kepada Rasulullah saw, benar-benar terjadi. Dengan pasukan kecilnya serta peralatan perang seadanya mampu mengalahkan kaum Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat yang dilengkapi dengan peralatan perang. Hal ini di luar nalar pikiran sehat, bagaimana mungkin pasukan kecil ini bisa menang dalam Perang Badar tanpa kehendak Allah swt. Sebagaimana firman-Nya:
(ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu di perkenankanNya bagimu, sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut,” (QS. al-Anfal [08]:9)
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam perangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah, karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu menjadi orang yang bersukur. (ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin, Apakah tidak cukup bagimu Allah swt membantumu dengan tiga ribu Malaikat yang diturunkan (dari langit)? Ya, (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah swt menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda, dan kemenangan itu hanyalah dari Allah swt yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”. (Ali Imron [03]:123-126)

Alhasil, pada tragedi perang badar tersebut, orang-orang Quraisy terpukul mundur, meski jumlah mereka tiga kali lebih banyak. Mereka menelan kekalahan besar, oleh hegemoni tentara malaikat. Banyak pemimpin mereka yang tewas, salah satunya adalah Abu Jahal sang pemimpin kaum Quraisy. Ia jatuh sebagai korban kesombongannya yang tidak terkendalikan. Seluruh korban dari golongan kaum Quraisy yang gugur pada peperangan tersebut sekitar 70 orang yang tewas, dan sekitar 70 orang yang menjadi tawanan, sedangkan dari pihak kaum Muslimin ada 14 orang yang gugur sebagai Shuhada.

Namun sebagaimana etika orang Muslim yang telah dibimbing langsung oleh orang yang paling mulia di muka bumi, yakni Rasulullah saw, memperlakukan para tawanan dengan baik, mereka diposisikan bagaikan tamu yang harus dihormati. Ia diberi makanan roti, sementara mereka sendiri mencukupkan dirinya dengan menyantap buah kurma, kaum Muslimin dilarang untuk menyiksa tawanan. Mereka diperlakukan layaknya bukan tawanan, walaupun dalam kondisi menjadi tawanan. Inilah yang selalu dijunjung tinggi oleh Rasulullah saw. Sebagaimana tujuan Ia diutus, yakni untuk menyempurnakan etika mulia.

ini hanyalah ringkasan perang badar.

sejarah islam

Pendahuluan

Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad saw. di Jazirah Arab pada abad ke-7 ketika Nabi Muhammad s.a.w. mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah wafatnya nabi Muhammad s.a.w. kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Hingga umat Islam berpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul.
Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.
Pada abad ke-18 dan ke-19, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Turki Utsmani yang merupakan kerajaan Islam terakhir tumbang.

Nabi Muhammad

Peta wilayah Kekhilafahan Islam dan sekitarnya pada tahun 750 M (awal abad ke-2 Hijriah)
Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah ketika itu merupakan tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka'bah.
Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada Tahun Gajah yaitu pada tanggal 12 Rabi'ul Awal atau pada tanggal 21 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia ketika ia berusia 7 tahun. Kemudian ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia diasuh juga oleh pamannya yaitu Abu Talib. Nabi Muhammad kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Ia pernah menjadi penggembala kambing.
Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim.pada usia 35 tahun, kota mekkah dilanda banjir, Ia tidak menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah berhala, masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, ia didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu ia mengajarkan ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)" dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah, setelah turun wahyu al-quran surat al hijr ayat 94.
Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.

Perkembangan Islam

Secara umum Sejarah Islam setelah meninggalnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Kesultanan Utsmaniyah boleh dikatakan penyambung kekuatan Islam setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin.

Khulafaur Rasyidin

  • 632 M - Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah. Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke Syria. Perang terhadap orang yang murtad yaitu Bani Tamim dan Musailamah al-Kadzab.
  • 633 M - Pengumpulan Al Quran dimulai.
  • 634 M - Wafatnya Abu Bakar. Umar bin Khatab diangkat menjadi khalifah. Penaklukan Damaskus.
  • 636 M - Peperangan di Ajnadin atas tentara Romawi sehingga Syria, Mesopotamia, dan Palestina dapat ditaklukkan. Peperangan dan penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
  • 638 M - Penaklukan Baitulmuqaddis oleh tentara Islam. Peperangan dan penkalukan Jalula atas Persia.
  • 639 M - Penaklukan Madain, kerajaan Persia.
  • 640 M - Kerajaan Islam Madinah mulai membuat mata uang Islam. Tentara Islam megepung kota Alfarma, Mesir dan menaklukkannya.
  • 641 M - Penaklukan Mesir
  • 642 M - Penaklukan Nahawand, kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara keseluruhan.
  • 644 M - Umar bin Khatab mati syahid akibat dibunuh. Utsman bin Affan menjadi khalifah.
  • 645 M - Cyprus ditaklukkan.
  • 646 M - Penyerangan Byzantium di kota Iskandariyah Mesir.
  • 647 M - Angkatan Tentara Laut Islam didirikan & diketuai oleh Muawiyah Abu Sufyan. Perang di laut melawan angkatan laut Byzantium.
  • 648 M - Pemberontakan menentang pemerintahan Utsman bin Affan.
  • 656 M - Utsman mati akibat dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik menjadi khalifah. Terjadinya Perang Jamal.
  • 657 M - Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah. Perang Shifin meletus.
  • 659 M - Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah. Muawiyah menyatakan dirinya sebagai khalifah Damaskus.
  • 661 M - Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (Cucu Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi Thalib.
  • 661 M - Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, 2 kelompok besar pasukan Islam yaitu Pasukan Khalifah Hasan di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damsyik telah siap untuk memulai suatu pertempuran besar. Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rancangan perdamaian kepada Khalifah Hasan yang kemudian dengan pertimbangan persatuan Umat Islam, rancangan perdamaian Muawiyah ini diterima secara bersyarat oleh Khalifah Hasan dan kekhalifahan diserahkan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. Tahun itu kemudian dikenal dengan nama Tahun Perdamaian/Persatuan Umat (Aam Jamaah) dalam sejarah Umat Islam. Sejak saat itu Muawiyah menjadi Khalifah Umat Islam yang kemudian dilanjutkan dengan sistem Kerajaan Islam yang pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) yang dilakukan secara turun temurun (Daulah Umayyah) dari Daulah Umayyah ini kemudian berlanjut kepada Kerajaan-Kerajaan Islam selanjutnya seperti Daulah Abbasiyah, Fatimiyyah, Usmaniyah dan lain-lain.

Kerajaan Bani Ummaiyyah

  • 661 M - Muawiyah menjadi khalifah dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah.
  • 669 M - Persiapan perang melawan Konstantinopel
  • 670 M - Penaklukan Kabul.
  • 677 M - Penyerangan Konstantinopel yang pertama namun gagal.
  • 679 M - Penyerangan Konstantinopel yang kedua namun gagal karena Muawiyah meninggal pada tahun 680.
  • 680 M - Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki tahta. Peristiwa pembunuhan Husain bin Ali di Karbala.
  • 685 M - Khalifah Abdul Malik menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan.
  • 700 M - Tentara Islam melawan kaum Barbar di Afrika Utara.
  • 711 M - Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 712 M - Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 713 M - Penaklukan Multan.
  • 716 M - Serangan kepada Konstantinopel.
  • 717 M - Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
  • 725 M - Tentara Islam melawan Nimes di Perancis.
  • 749 M - Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
  • 750 M - Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.

Kerajaan Bani Abbasiyyah

  1. 752 M - Berdirinya Kerajaan Bani Abbasiyyah.
  2. 755 M - Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Abu Muslim.
  3. 756 M - Abd ar-Rahman I mendirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah di Spanyol.
  4. 763 M - Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
  5. 786 M - Harun ar-Rasyid menjadi Khalifah.
  6. 792 M - Penyerangan selatan Perancis.
  7. 800 M - Aljabar diciptakan oleh Al-Khawarizmi.
  8. 805 M - Perlawanan atas Byzantium. Penyerangan Pulau Rhodes dan Cyprus.
  9. 809 M - Kematian Harun ar-Rasyid. Al-Amin diangkat menjadi khalifah.
  10. 814 M - Perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma'mun. Al-Amin terbunuh dan Al-Ma'mun menjadi khalifah.
  11. 1000 M - Masjid Besar Cordoba siap dibangun.
  12. 1005 M - Multan dan Ghur ditaklukkan.
  13. 1055 M - Baghdad diserang oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyyah-Seljuk dimulai, yang berdiri sampai tahun 1258 ketika tentara Mongol memusnahkan Baghdad.
  14. 1085 M - Tentara Kristen menyerang Toledo (di Spanyol).
  15. 1091 M - Bangsa Norman menyerang Sicilia, pemerintahan Islam di sana berakhir.
  16. 1095 M - Perang Salib pertama dimulai.
  17. 1099 M - Tentara Salib menaklukkan Baitul Maqdis. Mereka membunuh semua penduduknya.
  18. 1144 M - Nuruddin Zengi menaklukkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlaku.
  19. 1187 M - Salahuddin Al-Ayubbi menaklukkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlaku.
  20. 1194 M - Pasukan Muslim menaklukkan Delhi, India.
  21. 1236 M - Pasukan Kristen menaklukkan Cordoba (di Spanyol).
  22. 1258 M - Pasukan Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan penduduk terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
  23. 1260 M - Kebangkitan Islam. Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan pertahanan Islam yang ketiga terakhir setelah Makkah & Madinah) pimpinan Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz mengalahkan pasukan Mongol di dalam pertempuran di Ain Jalut.

Kerajaan Turki Utsmani

Islam di Indonesia

Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa abad kemudian.
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain.
Tokoh penyebar agama islam adalah walisongo antara lain,
  1. Sunan Ampel
  2. Sunan Bonang
  3. Sunan Muria
  4. Sunan Gunung Jati
  5. Sunan Kalijaga
  6. Sunan Giri
  7. Sunan Kudus
  8. Sunan Drajat
  9. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)